Senin, 14 Januari 2008
Soeharto hasil setumpuk keberuntungan bagian I
Lahir pada 8 Juni 1921 di sebuah desa kecil bernama kemusuk. Seorang anak bernama Soeharto mungkin tak pernah bermimpi sekalipun bahwa di kehidupannya kelak akan memimpin negaranya selama 32 tahun lamanya. Anak seorang petani yang pernah dipecat dari pekerjaannya sebagai asisten klerk sebuah bank desa yang tugasnya menawarkan kredit dengan sepedanya ini mulai dinaungi keberuntungan ketika ia mendaftarkan diri menjadi tentara KNIL dan menjadi lulusan terbaik, setelah lulus dan ditempatkan di batalion XIII di Rampal, dia mendapat keberuntungannya yang kedua. Ketika Jepang menyerang, Soeharto sedang dalam perawatan malaria dan berhasil lolos dari kejaran Jepang. Ketika ia nekat menjadi anggota PETA, karena pengalaman militernya, dia menjadi lulusan terbaik dan diangkat menjadi komandan pleton (shodanco), namun belum sempat ditempatkan, Jepang sudah menyerah kepada sekutu. Dan mulailah keberuntungan sesungguhnya dari seorang Soeharto. Bergabung dengan BKR dan langsung menjadi wakil komandan batalion dan terlibat dalam perang 12 hari di jogja untuk merebut persenjataan Jepang. Setelah pertempuran tersebut Soeharto langsung menjadi komandan Batalion X Resimen I dengan pangkat Mayor. Setelah aksinya menghadang Resimen "T" Belanda mengundang rasa kagum pimpinannya yaitu Letkol Soenarto yang mengangkat Soeharto sebagi komandan Resimen ke 22 Divisi Diponegoro yang ditempatkan di Jogja dengan pangkat letkol. Keberuntungan terus berlanjut ketika menikahi keturunan ningrat keraton Solo bernama Siti Hartinah yang membuat dia semakin dekat dengan kalangan atas. Ketika Belanda melancarkan Operatie Kraii yang kita kenal sebagai Agresi militer II, Sri sultan hamengkubuwono IX membuat rencana serangan besar2an di Jogja dan menjadikan Soeharto sebagai komandan serangan ini. Jenderal Nasution berniat membatalkan serangan ini, namun Sultan tetap melaksanakannya. Serangan ini sukses besar dan membuat nama Soeharto yang seorang anak petani ini didengar oleh Soekarno. Selanjutnya ia menjadi komandan Brigade garuda dan Akhirnya menjadi Brigadir Jenderal ketika menjadi Pangdam Diponegoro pada tahun 1954, hanya 8 tahun untuk menjadi seorang Jenderal... Bersambung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar